Metode Simple Dalam Melakukan Analisa Air

Metode Simple Dalam Melakukan Analisa Air

Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup. tidak ada satupun makhluk hidup di Dunia ini yang tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup baik tumbuhan maupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, seperti didalam sel tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau didalam sel hewan terkandung lebih dari 67%. Dari sejumlah 40 juta mil-kubik air yang berada di permukaan dan didalam tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena 97% dari sumber air tersebut terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk salju abadi yang baru dapat digunakan dalam keadaan mencair (Widiyanti dan Ristiati).
Sejalan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan air selalu meningkat untuk setiap saat. Akibatnya kegiatan untuk pengadaan sumber – sumber air baru, setiap saat terus dilakukan antara lain dengan :
1.      Mencari sumber – sumber air baru, baik berbentuk air tanah, air sungai, air danau.
2.      Mengolah dan menawarkan air laut.
3.      Mengolah dan menyehatkan kembali sumber air kotor yang telah tercemar seperti air sungai dan danau.
Masalah pelik yang harus dihadapi dalam masalah mengolah air adalah karena semakin meningkat dan tingginya pencemaran yang memasuki badan air. Pencemaran tersebut dapat berasal dari :
1)      Sumber domestik, yang terdiri dari rumah tangga,
2)      Sumber non-domestik, yang terdiri dari kegiatan pabrikm industri dan pertanian.
Menurut Unus Suriawiria (1995), perairan alami memang merupakan habitat atau tempat yang sangat parah terkena pencemaran. Sehingga rumus kimia air : H2O, merupakan rumus kimia yang hanya berlaku untuk air bersih seperti akuades, akuademin dan sebagainya. Sedangkan untuk air alami yang berada di dalam sungai, kolam, danau, laut dan sumber lainnya akan menjadi: H2O ditambah dengan :
-          faktor yang bersifat biotik
-          faktor yang bersifat abiotik
faktor – faktor biotik yang terdapat dalam air terdiri : bakteria, fungi, mikroalgae, protozoa, virus serta kumpulan hewan ataupun tumbuhan air lainnya yang tidak termasuk kelompok mikroba. Kehadiran mikroba didalam air mungkin akan mendatangkan keuntungan tetapi juga akan mendatangkan kerugian.
Sedangkan faktor – faktor abiotik yang terdapat didalam air adalah sedimentasi, unsur kimia seperti Zn, N, P, K dan lain – lainnya. Unsur kimia juga merupakan unsur yang sangat sangat penting dalam menentukan kualitas air minum. Untuk itu, diperlukan suatu penelitian untuk mengkaji senyawa kimia yang terdapat dalam air tersebut.
Sehingga untuk itu diperlukan adanya kualitas maupun kuantitas air yang memadai dan memenuhi syarat layak konsumsi. Oleh sebab itu diperlukan adanya suatu sistem penganalisaan terhadap kualitas air dan kuantitas air tersebut. Adapun cara penganalisaan tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain Fisik, Biologi dan Kimia.
Bahan dan Alat :
-          kertas saring kering oven yang telah diketahui beratnya.
-          Pelampung dari gabus yang berukuran 0,5 X 0,5 X 0,5 cm3 dan sudah diketahui beratnya.
-          Tali raffia/rol meter.
-          Botol sampel ukuran 1000 ml.
-          Stopwatch
-          pH meter
-          Thermometer
-          Oven
-          Beaker gelas/cawan aluminium
-          Timbang analitik
-          Corong
-          Botol sampel
-          Hotplate
-          Deksikator
1.      Pengukuran Sedimentasi
Merupakan cara menentukan sedimen yang terbawa oleh air dari suatu daerah aliran sungai.
Cara melakukan pengukuran sedimentasi :
1)      Menentukan plot sungai yang akan dijadikan pengambilan sampel.
2)      Mengambil sampel air dengan botol sampel dengan arah lubang botol searah aliran sungai (botol harus terbenam seluruhnya di air).
3)      Menutup botol sampel dengan posisi botol sampel masih didalam air, jika botol sudah penuh dengan air (tidak boleh ada udara didalamnya maka pengambilan sampel diulan).
4)      Mengukur panjang plot sungai yang akan diteliti.
5)      Mengukur lebar pada kedua ujung dan tengah plot sungai yang akan diteliti.
6)      Pengukuran kecepatan dan debit sungai :
Pelampung yang diketahui beratnya diletakkan ±1,5 m dari tali raffia sebelah luar. Pada saat pelampung mencapai garis terluar dari tali rafia maka kita hitung kecepatannya (V) sampai tali raffia berikutnya.
Kemudian kedalaman sungai diukur pada 3 titik, yaitu tepi kanan dan kiri serta bagian tengah sungai. Hasil rata–rata dari kedalaman sungai (h) dikalikan lebar penampang sungai (d).
Sehingga luas penampang sungai dapat diketahui :
A = h X d
Dimana :
A = Luas penampang sungai (m2)
H = Tinggi/kedalaman sungai (m)
D = Lebar penampang sungai (m)

Debit sungai dapat diketahui dengan rumus :
q = A x V
Dimana :
q  = debit sungai (L/dt)
A = luas penampang sungai (m2)
V = kecepatan aliran sungai (m/dt)

7)      Kertas saring yang akan dipergunakan diberi label/tanda yang member informasi :
a.       Berat kertas saring (kering oven)
b.      Tempat dan waktu pengambilan (tanggal dan jam)
c.       Cuaca pada saat pengambilan dan cuaca sehari sebelum pengambilan
d.      Vegetasi dan kemiringan lereng
2.      Penentuan derajat keasaman air
Untuk mengukur derajat keasaman air, cara yang dapat digunakan adalah dengan mengukur air sampel dengan menggunakan pH meter. Air yang murni memiliki pH netral yaitu 7.
3.      Analisis sifat fisik air secara sederhana
Menurut Kusnaedi (2002), analisis secara sederhana untuk kekeruhan, warna, dan bau dapat dilakukan seperti prosedur berikut ini.
-          Sediakan botol kecil, gelas, corong, serta air yang akan dianalisis.
-          Segelas air yang akan dianalisis masukkan kedalam botol. Sebelumnya dicium terlebih dahulu baud an rasanya serta dilihat kekeruhannya.
-          Segelas air bersih (aqua) ditambahkan kedalam botol, kemudian dikocok. Air ini dianalisis bau, warna, dan kekeruhannya. Jika tidak berwarna, tidak keruh, dan tidak berbau lagi, berarti derajatnya rendah.
-          Jika masih berbau , ditambahkan lagi dua gelas air aqua kemudian dianalisis. Jika tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna, berarti derajatnya sedang. Jika air masih berwarna, berbau dan berasa, berarti derajatnya sangat tinggi.  Air yang mempunyai derajat tinggi ini kurang baik digunakan sebagai air minum.
4.      Analisis sifat kimia air secara sederhana
Menurut kuanaedi (2002) , analisis kualitas air secara kimia dapat dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut.
-          Setengah gelas air yang akan diperiksa dicampurkan dengan setengah air teh.
-          Selanjutnya didiamkan dalam keadaan terbuka selama satu malam.
-          Keesokkannya diperiksa. Apabila ada perubahan warna, lendir, dan lapisan seperti minyak dipermukaan berarti air itu kurang baik.
Air yang mempunyai tingkat kesadahan dan mengandung logam tinggi akan berwarna hitam, ungu, atau biru. Bila air tetap berwana seperti air teh maka secara kimia, kualitas air tersebut baik.
5.      Analisis kualitas air sifat biologis secara sederhana
Menurut Kusnaedi (2002), analisis air sederhana pemeriksaan air secara biologis dapat dilakukan dengan cara berikut.
-          Air dimasukkan kedalam gelas kemudian ditutup.
-          Air tersebut dibiarkan sampai lima hari.
-          Setelah lima hari, air diperiksa. Apabila ada perubahan warna atau gumpalan warna atau gumpalan – gumpalan putih, hitam, atau hijau maka air itu kurang baik secara biologis. Air yang baik. Air yang baik akan tetap jernih meski disimpan selama lima hari.
6.      Penentuan kualitas air melalui suhu air
Cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan thermometer. Caranya adalah thermometer dicelupkan kedalam air, kemudian dilihat suhu air tersebut pada thermometer dan bandingkan dengan suhu udara (barometer). Air yang baik memiliki suhu sama dengan suhu udara yang ada disekitarnya (20 - 26◦C).

Kunci mendapatkan hasil yang tepat pada analisa air :
1.      Menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar kimia
2.      Pengetahuan kualitas air itu sendiri
3.      Pemilihan metode yang tepat dalam analisa
4.      Pencegahan terhadap kontaminasi
5.      Pengambilan contoh yang benar
6.      Penyimpanan contoh yang benar
7.      Ketepatan control

8.      Bagaimana mengemukakan hasil

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Interpretasi dan Ekowisata