HUTAN HUJAN TROPIS (RAINFOREST TROPICAL)

HUTAN HUJAN TROPIS (RAINFOREST TROPICAL)

Menurut Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang disominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan.
Dari definisi hutan yang disebutkan, terdapat unsur – unsur yang meliputi :
a.       Suatu kesatuan ekosistem;
b.      Berupa hamparan lahan;
c.       Berisi sumberdaya alam hayati beserta alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya;
d.      Mampu member manfaat secara lestari.
Menurut Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan terdapat beberapa fungsi hutan:
a)      Mengatur tata air, mencegah dan membatasi banjir, erosi serta memelihara kesuburan tanah;
b)      Menyediakan hasil hutan untuk keperluan masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk keperluan pembangunan industri dan ekspor sehingga menunjang pembangunan ekonomi nasional pada umumnya;
c)      Memberikan keindahan alam pada umumnya dan khususnya dalam bentuk Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Wisata, serta sebagai laboratorium untuk ilmu pengetahuan, pendidikan dan pariwisata;
d)     Merupakan salah satu unsur strategi pembangunan nasional.
Hutan hanya salah satu bentuk kelompok vegetasi yang ada di daratan. Bentuk vegetasi lain, misalnya padang rumput, semak, taiga, tundra, dan sebagainya. FAO (Food and Agriculture Organization) membuat suatu definisi tentang hutan yaitu suatu bentuk vegetasi yang didominasi oleh pohon yang telah mencapai pertumbuhan sempurna dan mempunyai tinggi minimum 7 m serta mempunyai penutupan tajuk minimum 10% dari permukaan tanah (Enquette Komission, 1994). Definisi FAO tersebut tentu saja bukan definisi tunggal dan tidak selalu bisa diterapkan pada setiap bentuk vegetasi daratan. Ada yang membuat definisi hutan berdasarkan kelompok vegetasi yang menempati kawasan dengan iklim tertentu, misalnya kisaran suhu udara, kelembaban, dan curahan (presipitasi).
Jika mengikuti definisi FAO maka seperempat dari permukaan daratan, atau sekitar 3,2 miliar hektar daratan diduduki oleh hutan. Hutan dalam pengertian tersebut tumbuh tersebar di permukaan bumi, dari kawasan Sub Kutub Utara hingga bagian selatan Amerika Latin, sedangkan hutan yang menempati kawasan tropis disebut sebagai hutan tropis untuk membedakannya dengan hutan boreal dan hutan ugahari (temperate).


Pengertian hutan tropis dalam istilah umum sering kali disamakan dengan hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis adalah salah satu bentuk hutan tropis dalam sistem penggolongan hutan menurut variabel iklim. Dalam konteks pembahasan tentang hutan tropis pengertian curahan (presipitasi) hanya mengacu pada curah hujan, bukan bentuk curahan lain seperti salju, hujan es, dan sebagainya. Dengan demikian, kata hutan hujan menyatakan hutan yang dipengaruhi oleh curah hujan baik jumlahnya maupun distribusinya. Padanan istilah hutan hujan adalah rain forest (Bahasa Inggris) atau regenwald (Bahasa Jerman).
Hutan hujan tropis menempati kawasan seluas 25% dari keseluruhan luas hutan tropis, selebihnya, 32% hutan tropis lembab dan 42% hutan tropis kering. Meskipun hutan hujan tropis paling kecil luasnya namun keragaman hayati yang ada di dalam hutan hujan tropis paling tinggi.
APAKAH HUTAN HUJAN ITU?
Hutan hujan tropis adalah tipe hutan di kawasan tropis yang selalu diguyur hujan sepanjang tahun. Tingkat curah hujan kawasan ini cukup tinggi, lebih dari 1500 mm per tahun. Hutan ini memiliki musim kering yang pendek, bahkan di beberapa tempat hampir tidak pernah mengalami musim kering. Mungkin karena hal tersebut, tipe hutan ini sering disebut hutan everwet (selalu basah) atau evergreen (selalu hijau).
Hutan hujan tropis juga dikenal sebagai paru-paru dunia. Diperkirakan sekitar 40% produksi oksigen dunia dihasilkan dari tempat ini. Hutan ini juga merupakan penyimpan cadangan karbon dunia. Setiap kerusakan yang terjadi di hutan ini menyebabkan berdampak serius terhadap perubahan iklim global.
Hutan hujan tropis adalah hutan dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim yang hangat, dan curah hujan yang tinggi. Di beberapa hutan hujan, curah hujannya lebih besar dari 1 inci per hari.
Hutan hujan dapat ditemukan di Afrika, Asia, Australia, serta Amerika Tengah dan Selatan. Hutan hujan terbesar di dunia adalah hutan hujan Amazon.
DIMANAKAH LOKASI HUTAN HUJAN?
Hutan hujan dapat dijumpai di daerah tropis, daerah di antara Capricorn Tropis dan Cancer Tropis. Di daerah ini, matahari bersinar sangat kuat dan dengan kuantitas waktu yang sama setiap hari sepanjang tahun, menjadikan iklim hangat dan stabil.
Banyak negara memiliki hutan hujan. Negara-negara dengan jumlah hutan hujan terbesar adalah:
1.      Brazil; 2. Kongo Republik Demokratik; 3. Peru; 4. Indonesia; 5. Kolombia; 6. Papua Nugini; 7. Venezuela; 8. Bolivia; 9. Meksiko; 10. Suriname.
Peta sebaran hutan hujan tropis
Gambar 1. Sebaran hutan hujan tropis secara global. Ditinjau dari keunikan ekosistemnya terdapat 5 wilayah, Amerika Selatan, Afrika, Asia, Papua-Australia dan Madagaskar. (Gambar: Wikimedia)

APAKAH YANG MENJADIKAN HUTAN HUJAN?
Setiap hutan hujan adalah unik, namun ada beberapa fitur tertentu yang umumnya terdapat pada semua hutan hujan tropis.
Ø  Lokasi: hutan hujan berada di daerah tropis
Ø  Curah hujan: hutan hujan memperoleh curah hujan rata-rata tahunan > 1500 mm.
Ø  Kanopi: hutan hujan memiliki kanopi, yaitu lapisan-lapisan cabang pohon beserta daunnya yang terbentuk oleh rapatnya pohon-pohon hutan hujan
Ø   Keanekaragaman biota: hutan hujan memiliki tingkan keragaman biota yang tinggi (biodiversity). Biodiversity adalah sebutan untuk seluruh benda hidup seperti tumbuhan, hewan, dan jamur -- yang ditemukan di suatu ekosistem. Para peneliti percaya bahwa sekitar separuh dari tumbuhan dan hewan yang ditemukan di muka bumi hidup di hutan hujan
Seperti telah disebutkan sebelumnya, ekosistem hutan hujan tropis sangat khas. Hutan jenis ini terlihat hijau sepanjang musim yang dibentuk oleh kondisi iklim dan letak wilayahnya. Berikut ini ciri-cirinya.
·         Tipe pohon
Hutan hujan tropis ditumbuhi beragam jenis pohon yang membentuk lapisan tajuk. Secara umum terdapat pohon bertajuk tinggi yang membentuk kanopi menaungi tanaman lainnya, kemudian pohon menengah seperti tanaman merambat dan perdu, dan terakhir tanaman permukaan tanah seperti rumput dan lumut. Pohon-pohon di hutan ini kebanyakan berdaun lebar, bercabang banyak, dan rimbun. Dengan bentuk daun seperti itu, tingkat penguapan cukup tinggi, sehingga kawasan hutan selalu lembab. Di hutan hujan tropis tidak ada jenis pohon tertentu yang mendominasi kawasan. Semua berbagi tempat dalam ekosistem dengan jumlah yang sedikit-sedikit tapi keragamannya tinggi.
·         Curah hujan
Di sebut hutan hujan karena selalu hujan sepanjang tahun. Bahkan pada tingkat yang paling ekstrem bisa mencapai 10.000 mm per tahun. Kondisi ini ditemukan di Nugini dan bagian Barat Kolombia. Secara rata-rata, hutan hujan tropis di kawasan Asia Tenggara menerima curah hujan sekitar 3000 mm per tahun. Lebih besar dibanding hutan di Basin Amazon yang mendapat curah hujan 2000-3000 mm per tahun. Sedangkan hutan hujan di Afrika Tengah merupakan yang terkering dengan curah hujan 1500-2000 mm per tahun.
·         Temperatur
Hutan hujan tropis memiliki suhu yang stabil, suhunya berada pada kisaran 20-34°C. Di semenanjung Malaysia suhu rata-rata tahunan berkisar 25-26°C dengan fluktuasi hari terpanas dan terdingin tak lebih 8-9°C. Sedangkan fluktuasi suhu rata-rata bulanan hanya berkisar 2°C. Dalam klasifikasi iklim Koppen disebutkan memiliki suhu rata-rata di atas 18°C.
·         Sinar matahari
Hutan hujan tropis terletak di lintang 5-10° ke Utara dan Selatan garis Khatulistiwa. Oleh karena itu, wilayah ini mendapatkan penyinaran matahari secara penuh sepanjang tahun. Penyinaran matahari hanya terganggu bila cuaca sedang mendung dan berawan.

Stratifikasi Hutan Hujan Tropis
Menurut Arief, (1994); Ewuise, (1990); Soeianegara dan Indrawan, (1982), mengemukakan bahwa hutan hujan tropis adalah klimaks utama dari hutan – hutan di dataran rendah yang mempunyai tiga stratum tajuk. Stratifikasi yang terdapat pada hutan hujan tropis dapat dibagi menjadi 5 stratum tajuk, yaitu stratum A, B, C, D dan E. Masing – masing diuraikan sebagai berikut :
1.      Stratum A, yaitu lapisan tajuk (kanopi) hutan paling atas yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya lebih dari 30 m. Pada umumnya tajuk pohon pada stratum tersebut lebar, tidak bersentuhan ke arah horizontal dengan tajuk pohon lainnya dalam stratum yang sama, sehingga stratum tajuk itu berbentuk lapisan diskontinu. Pada pohon stratum A umumnya berbatang lurus, batang bebas, cabang tinggi dan bersifat intoleran (tidak tahan naungan).
2.      Stratum B, yaitu lapisan tajuk kedua dari atas yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya 20 – 30 m . bentuk tajuk pohon pada stratum B membulat atau memanjang dan tidak melebar seperti tajuk pohon pada stratum A. Jarak antar pohon lebih dekat, sehingga tajuk – tajuk pohonnya cenderung membentuk lapisan tajuk yang kontiniu dan tahan naungan atau bersifat toleran atau kurang memerlukan cahaya. Batang pohon banyak cabangnya dengan batang bebas cabang tidak begitu tinggi.
3.      Stratum C, yaitu lapisan tajuk ketiga dari atas yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya 2 – 20 m. Pepohonan pada stratum C mempunyai bentuk tajuk yang berubah – ubah tetapi membentuk suatu lapisan tajuk yang tebal. Selain itu, pepohonannya memiliki banyak percabangan yang tersusun dengan rapat, sehingga tajuk pohon menjadi padat. Menurut Vickey (1984), pada stratum C, pepohonan juga berasosiasi dengan berbagai populasi epifit, tumbuhan memanjat dan parasit.
4.      Stratum D, yaitu lapisan tajuk keempat dari atas yang dibentuk oleh spesies tumbuhan semak dan perdu yang tingginya 1 – 4 m. Pada stratum ini juga terdapat dan dibentuk oleh spesies pohon yang masih muda atau dalam fase anakan (seedling), terdapat palma – palma kecil, herba besar dan paku – pakuan besar.
5.      Stratum E, yaitu tajuk paling bawah atau lapisan kelima atas yang paling dibentuk oleh spesies – spesies tumbuhan penutup tanah (ground cover) yang tingginya 0 – 1 m. Keanekaragaman spesies pada stratum E lebih dikit dibandingkan dengan stratum lainnya. Menurut Indriyanto (2008), tidak semua tipe ekosistem hutan memiliki lima stratum tersebut.
Related image
Gambar 2. Stratifikasi Hutan Hujan Tropis (Marpaung, 2006)
Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, hutan huajn tropis dibedakan menjadi tiga zona atau wilayah, sebagai berikut (Santoso, 1996):
1.    Zona 1 dinamakan hutan hujan bawah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 0 – 1.000 m di permukaan laut.
2.      Zona 2 dinamakanhutan hujan tengah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 1.000 – 3.300 m dari permukaan laut.
3.      Zona 3 dinamakan hutan hujan atas karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 3.300 – 4.100 m dari permukaan laut.



APAKAH KANOPI ITU?
Di hutan hujan tropis, kebanyakan kehidupan tumbuhan dan hewan tidak ditemukan di permukaan tanah (forest floor), tapi mungkin di dunia dedaunan yang dikenal dengan nama kanopi. Kanopi, yang bisa berada di ketinggian 100 kaki (30 m) dari atas tanah, terbentuk oleh cabang-cabang dan dedaunan pohon-pohon hutan hujan yang saling tumpang tindih. Para peneliti memperkirakan bahwa 70-90% dari kehidupan di hutan hujan ditemukan di pepohonan, ini membuatnya menjadi habitat terkaya bagi kehidupan tumbuhan dan hewan. Banyak hewan terkenal termasuk monyet, katak, kadal, burung, sloth, dan kucing kecil ditemukan di kanopi.
Lingkungan di kanopi sangat berbeda dari lingkungan di permukaan tanah. Saat siang hari, kanopi lebih kering dan lebih panas dibandingkan bagian lain dari hutan dan tumbuhan dan hewan yang hidup di sana telah beradaptasi untuk kehidupan di pepohonan. Contohnya, banyaknya dedaunan di kanopi membuat susah untuk melihat lebih dari beberapa kaki, membuat banyak hewan-hewan kanopi yang bergantung pada teriakan keras atau nada-nada tertentu untuk berkomunikasi. Kesenjangan di antara pepohonan juga membuat beberapa hewan kanopi berpindah dari pohon yang satu ke pohon lainnya dengan terbang, melompat, atau mengayun.
Para ilmuwan telah tertarik untuk meneliti mengenai kanopi sejak lama, namun karena tingginya pepohonan hutan hujan penelitian sulit dilakukan hingga baru-baru ini. Saat ini terdapat fasilitas­fasilitas yang dapat membantu para peneliti ini untuk menguak rahasia kanopi, seperti jembatan tali, tangga, dan menara.
Kanopi hanyalah salah satu dari beberapa lapisan di hutan hujan. Amati diagram di sebelah kiri untuk melihat lapisan lainnya (overstory, understory, shrumb layer, dan forest floor)
PERMUKAAN TANAH (FLOOR) HUTAN HUJAN
Dedaunan di kanopi membuat lapisan dasar dari hutan hujan umumnya gelap dan lembab. Bagaimanapun, terlepas dari bayang-bayang konstanya, permukaan tanah dari hutan hujan adalah bagian yang penting dari ekosistem hutan.
Lantai hutan adalah dimana terjadinya pembusukan (decomposation). Dekomposasi atau pembusukan adalah proses ketika makhluk-makhluk pembusuk seperti jamur dan mikro organism mengurai tumbuhan dan hewan yang mati dan mendaur ulang material-material serta nutrisi-nutrisi yang berguna.
Banyak dari hewan-hewan terbesar hutan hujan ditemukan di lantai hutan. Beberapa dari ini termasuk gajah, tapir, dan macan kumbang.

HUTAN DI BENGKULU
Berdasarkan (SK. No. 420/Kpts-II/99); Provinsi Bengkulu memiliki 920.964,00 ha; hutan mulai dari hutan lindung, hutan produksi dan lain sebagainya.
Iklim Bengkulu adalah diklasifikasikan sebagai tropis. Bengkulu memiliki sejumlah besar curah hujan sepanjang tahun. Hal ini berlaku bahkan untuk bulan terkering. Iklim di sini diklasifikasikan sebagai Af berdasarkan sistem Köppen-Geiger. Di Bengkulu, suhu rata-rata tahunan adalah 26.8 °C. Dalam setahun, curah hujan rata-rata adalah 3360 mm.

GRAFIK IKLIM BENGKULU
Image result for Grafik iklim bengkulu
Gambar 3. Presipitasi terendah di Juli, dengan rata-rata 186 mm. Dengan rata-rata 412 mm, hampir semua presipitasi jatuh pada November.
KENAPA HUTAN HUJAN PENTING?
Hutan hujan penting bagi ekosistem global. Hutan hujan:
Menurut Raif (2009), menyatakan bahwa ada beberapa fungsi yang sangat vital bagi kehidupan makhluk hidup di bumi, diantaranya adalah :
1.      Menghasilkan Oksigen
2.      Menyerap Karbon dioksida
3.      Mencegah erosi
4.      Kawasan Lindung dan Pariwisata
5.      Membantu menstabilkan iklim dunia;
HUTAN HUJAN MEMBANTU MENSTABILKAN IKLIM
Hutan hujan membantu menstabilkan iklim dunia dengan cara menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Pembuangan karbon dioksida ke atmosfer dipercaya memberikan pengaruh bagi perubahan iklim melalui pemanasan global. Karenanya hutan hujan mempunyai peran yang penting dalam mengatasi pemanasan global.
Hutan hujan juga mempengaruhi kondisi cuaca lokal dengan membuat hujan dan mengatur suhu.
HUTAN HUJAN MENYEDIAKAN RUMAH BAGI TUMBUHAN DAN HEWAN LIAR
Hutan hujan merupakan rumah bagi banyak spesies tumbuhan dan hewan di dunia, termasuk diantaranya spesies yang terancam punah. Saat hutan ditebangi, banyak spesies yang harus menghadapi kepunahan. Beberapa spesies di hutan hujan hanya dapat bertahan hidup di habitat asli mereka. Kebun binatang tidak dapat menyelamatkan seluruh hewan.
HUTAN HUJAN MEMBANTU MENJAGA PEREDARAN AIR
Hutan hujan membantu menjaga peredaran air. Menurut U.S. Geological Survey, "peredaran air, juga dikenal dengan peredaran hidrologi, menggambarkan pergerakan berkelanjutan dari air di, di atas, dan di bawah permukaan bumi."
Peran hutan hujan dalam peredaran air ini adalah untuk menambah air ke atmosfer melalui proses transpirasi (dimana mereka melepas air dari daun-daunnya pada saat fotosintesis). Uap air ini mempengaruhi formasi awan hujan yang melepaskan air kembali ke hutan hujan. Di Amazon, 50-80% dari uap air tetap di dalam ekosistem peredaran air.
Jika hutan hujan ditebangi, uap air yang masuk ke atmosfer akan semakin berkurang, dan hujan yang diturunkan pun turut berkurang, bahkan terkadang hingga menyebabkan kekeringan.
HUTAN HUJAN MENGURANGI EROSI


Akar-akar dari pepohonan dan vegetasi hutan hujan membantu menahan tanah. Saat pepohonan ditebangi, tak akan ada lagi penahan apapun yang melindungi permukaan tanah dan tanah pun akan cepat terbawa hanyut oleh air hujan. Proses terbawa hanyutnya tanah ini dikenal dengan erosi.
Begitu air ikut terbawa ke sungai, akan menimbulkan masalah bagi ikan dan manusia. Ikan akan menderita karena air menjadi keruh, sedangkan manusia akan memperoleh kesulitan menavigasikan terusan yang menjadi lebih dangkal karena meningkatnya jumlah tanah di air. Sedangkan para petani akan kehilangan lapisan atas tanah yang penting untuk menanam tanaman.







Daftar Pustaka
mongabay.com 25-11-2017; diakses Pukul 18.40 WIB
https://jurnalbumi.com/hutan-hujan-tropis/; diakses 25-11-2017 Pukul 18.39 WIB
https://alamendah.org/2011/01/05/luas-hutan-indonesia-di-tiap-provinsi/; diakses Senin, 11 – 12 2017 Pukul 01.28 WIB

https://id.climate-data.org/location/972211/; diakses 11 – 12 2017 Pukul 01.36 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL (PRA)

Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Interpretasi dan Ekowisata